BDI Padang berkomitemen Mendorong Tumbuh Kembang Industri Bordir dan Fesyen di Kab. Agam

Photo Credit:

Padang - “Rujukan Fesyen dan tekstil di Sumatera adalah Bukittinggi dan rujukan fesyen Bukittinggi adalah Ampek Angkek, Padahal Ampek Angkek itu adalah bagian dari Agam, jadi Kabupaten Agam memiliki potensi yang sangat tinggi dibidang bordir dan fesyen”. Hal ini disampaikan oleh Wakil Bupati Kab. Agam, Bapak Trinda Farhan Satria di ruang kerjanya dalam rangka penandatanganan Nota Kesepahaman antara Pemerintah Kab. Agam dengan Balai Diklat Industri (BDI) Padang, Selasa 15/11/2016.

Pada kesempatan tersebut, hadir dalam penandatanganan Nota Kesepahaman, Bapak Wakil Bupati Agam, Bapak Kepala Dinas Koperasi, UMKM Perindag dan Pasar Kab. Agam, Kabid Industri, Bapak Kepala BDI Padang, Kasubag Tata Usaha BDI Padang, Kasie. Pengembangan dan Kerjasama Diklat, PPID BDI Padang serta jajaran terkait lainnya.

Dalam Laporannya, Kepala Dinas Koperasi, UMKM Perindag dan Pasar Kab. Agam, Bapak Jabarnur menyatakan berdasarkan data yang dimilikinya jumlah pengrajin bordir di Kab. Agam kurang lebih 500 orang sedangkan pengrajin sulaman kurang lebih 700 orang. Besarnya potensi ini diiringi dengan tradisi dan budaya lokal di Kab. Agam yang secara turun temurun selalu bersentuhan dengan kerajinan bordir, fesyen dan sulaman tersebut.

Hal ini senada dengan harapan Bapak Wakil Bupati Agam yang mengharapkan potensi ini bisa terus dikembangkan agar memajukan perekonomian masyarakat.  Bapak Wakil Bupati sendiri mengelompokan pengrajin bordir dan fesyen Kab. Agam menjadi 3 tingkatan: pertama, pengrajin yang benar-benar baru ingin memulai usaha tetapi secara budaya sudah sering bersentuhan dengan bordir dan fesyen. Kedua, pengrajin yang sudah punya usaha, tetapi masih membutuhkan peningkatan skill dan kelompok ketiga, sudah punya produk yang bisa diandalkan, namun masih perlu terus berinovasi dan perlu sentuhan teknologi informasi. Untuk itu Bapak Wakil Bupati mengharapkan kerjasama seluruh stakeholder terkait dalam membina pengrajin bordir dan fesyen tersebut, termasuk disini peran BDI Padang dalam memberikan Skill bagi pengrajin berupa pendidikan dan pelatihan.

Kepala BDI Padang, Bapak Jonni Afrizon sangat menyambut dengan antusias kerjasama ini sesuai dengan cita-cita BDI Padang yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan menumbuhkembangkan ekonomi masyarakat. Lebih lanjut, Ka. BDI Padang mengharapkan kerjasama ini akan melahirkan sentra industri bordir dan fesyen di Kab. Agam yang berfungsi sebagai pusat pembinaan alumni dan sarana berkumbul dan berkembang secara bersama-sama pelaku industri bordir dan fesyen di Kab. Agam. (PPID BDIP – 2016).


Tags: Industri Bordir Fashion